Pembangunan ekonomi adalah
suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan
memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan
fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi
penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi
tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan
ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi
memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan
pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikanpendapatan
nasional [1]. Suatu negara dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut.
Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya
adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu
adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang
dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan
hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam
struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti
dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Selanjutnya pembangunan
ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita
penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting
yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
§
Pembangunan sebagai suatu proses
Pembangunan
sebagai suatu proses, artinya bahwapembangunan merupakan suatu tahap yang harus
dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai
lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui
tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani
tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
§
Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan
pendapatan perkapita
Sebagai suatu
usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu
negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat
dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat
dalam suatu negara untuk berpartisipasiaktif dalam proses pembangunan. Hal ini
dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam
kesejahteraan masyarakat.
§
Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam
jangka panjang
Suatu
perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan
perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa
pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu
negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik, maka
mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi
tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara tersebut
kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor
tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor
nonekonomi.
Faktor ekonomi yang memengaruhi
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber
daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam
seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang,
dan hasil laut,
sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal
penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaandibutuhkan
untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai
lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga
menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas
penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial
untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan
seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut.
Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan.
Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan
dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup
kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik,
kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
Kondisi awal krisis perekonomian
Indonesia terjadi pada tahun 1997, yang menempuh puncaknya pada tahun 1998
dengan keadaan yang sangat tragis. Selama periode sembilan bulan pertama 1998,
merupakan periode paling hiruk pikuk dalam perekonomian. Krisis yang sudah
berjalan enam bulan selama tahun 1997,berkembang semakin buruk dalam tempo
cepat. Dampak krisis pun mulai dirasakan secara nyata oleh masyarakat dan dunia
usaha. Krisis yang semula hanya berawal dari krisis nilai tukar Baht di
Thailand 2 Juli 1997, dalam tahun 1998 dengan cepat berkembang menjadi krisis
ekonomi, berlanjut lagi krisis sosial kemudian ke krisis politik. Dana Moneter
Internasional (IMF) mulai turun tangan sejak Oktober 1997, namun terbukti tidak
bisa segera memperbaiki stabilitas ekonomi dan rupiah. Bahkan situasi seperti
ini lepas kendali, bagai layang-layang yang putus talinya. Krisis ekonomi
Indonesia bahkan tercatat sebagai yang terparah di Asia Tenggara.
Akhirnya, krisis perekonomian
juga berkembang menjadi krisis total yang melumpuhkan seluruh sendi-sendi
kehidupan bangsa. Bahkan kursi atau tahta mantan Presiden Soeharto pun goyah,
dan akhirnya dia dilengserkan.
Setelah terpuruknya perekonomian
Indonesia , hingga saat ini perekenomian Indonesia berangsur – angsur pulih dan
membaik. Dan Saat ini Indonesia sudah masuk menjadi kategori negara berkembang
dengan pendapatan perkapita 600 – 1200 U$ / tahun.
Lantas bagaimana kondisi
pertumbuhan ekonomi Indonesia di saat krisis ekonomi global ? Dalam lima
tahun terakhir pun, ekonomi Indonesia mampu tumbuh rerata 5,9 persen per tahun.
Bahkan, kata guru Besar Universitas Indonesia ini, pada 2011 pertumbuhan
mencapai 6,5 persen setelah periode krisis ekonomi 1997-1998. ketika banyak
negara gagal mencapai pertumbuhan ekonomi di tengah krisis ekonomi global yang
terjadi dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia pada 2011 bisa membukukan
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen.
Mengutip dari
pernyataan Metrotvnews "Dalam APBN 2012 kita targetkan pertumbuhan
6,7 persen tetapi kita menyadari situasi global berubah dan kita mengoreksi
kembali menjadi 6,5 persen. Ini juga terjadi di semua negara. Yang penting
pertumbuhan diatas 6,5 persen, itulah yang kita harus jaga. Kalau ini berhasil
maka tahun depan lebih tinggi, tentu dengan pemerataan dan keadilan yang lebih
baik," kata Kepala Negara.
“Economic Development = Economic growth + changes “
“Economic Development = Economic growth + changes “
Setelah
melewati krisis ekonomi, perubahan struktur Indonesia terlihat dari semakin
menurunnya pangsa sektor primer dari tahun 2000 sampai 2004. Pangsa sektor
primer terus mengalami penurunan dari 27,67 persen pada tahun 2000 menjadi
23,28 persen pada tahun 2004. Pada periode yang sama, pangsa sektor sekunder
terhadap PDB justru cenderung mengalami peningkatan dari 33,86 persen pada
tahun 2000 menjadi 35,69 persen pada tahun 2004, walaupun pada tahun 2003
sempat mengalami penurunan sebesar 0,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pangsa sektor tersier pada tahun 2000-2004 tidak mengalami perubahan yang cukup
berarti, pada tahun 2000-2001 pangsa sektor ini mengalami penurunan, namun pada
tahun 2002-2003 mengalami kenaikan. Pada tahun 2003 pangsa sektor tersier
adalah sebesar 41,07 persen, meningkat 1,1 persen dibandingkan tahun
sebelumnya dan turun 0,03 persen pada tahun 2004.
Selama
tahun 2005-2010, sektor yang terlihat cenderung meningkat pangsanya terhadap
PDB adalah sektor primer. Pangsa sektor primer pada tahun 2010 adalah sebesar
26,49 persen, meningkat jika dibandingkan tahun 2005 yang memiliki pangsa
sebesar 24,27 persen saat itu. Pada tahun 2008-2010 sektor sekunder dan tersier
terlihat memiliki pangsa yang relatif mirip terhadap PDB yaitu berkisar antara
35,89 persen sampai 37,62 persen. Namun, secara umum pangsa sektor primer masih
tetap berada di bawah pangsa sektor sekunder dan tersier.
Kesimpulannya yaitu telah terjadi
perubahan struktur perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir
ini. Dan sekarang, transformasi struktur perekonomian di Indonesia telah menuju kea rah industrialisasi.
0 komentar:
Posting Komentar